Membawa Pengharapan untuk Mengenal Pengungsi Luar Negeri Lebih Dekat

17 Juli 2025|Adi Priyanto

Hari Pengungsi Sedunia yang diperingati setiap 20 Juni merupakan peringatan yang didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat umum tentang keadaan para pengungsi luar negeri. Selain itu, peringatan ini juga bertujuan untuk mengakui kekuatan pengungsi yang telah berjuang menghindari konflik dan penganiayaan di negara asal mereka dengan harapan mendapatkan perlindungan dan menjalani kehidupan yang lebih baik di negara tujuan mereka.

Sebagai rangkaian peringatan Hari Pengungsi Sedunia, pada 21 Juni 2025 yang lalu diadakan bazar dengan tema A month of stories and solidarity yang diselenggarakan di M-Bloc Space, Jakarta. Event ini terselenggara atas partisipasi dan kolaborasi banyak pihak, antara lain UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), Refuture, SUAKA, JRS Indonesia, dan beberapa learning center.

Event ini melibatkan banyak stakeholder atau lembaga-lembaga yang memberikan pelayanan kepada pengungsi. Ini merupakan event pertama yang saya ikuti sebagai staf JRS Indonesia dan sungguh menjadi pengalaman baru. Saya merasa sangat antusias terlibat di dalamnya. Saya bertugas sebagai penerima tamu atau bagian registrasi yang mencatat kedatangan pengunjung dan memberikan penjelasan terkait dengan kegiatan Hari Pengungsi Sedunia. Saya ditemani Diana, salah satu kawan dari SUAKA, dan Rahma dari CWS (Church World Service). Kami saling bekerja sama untuk menarik minat masyarakat umum agar bergabung dalam event Hari Pengungsi Sedunia dan mengetahui lebih jauh apa itu pengungsi luar negeri.

Banyak perwakilan dari lembaga kemanusiaan yang berpartisipasi dalam event ini, seperti menangani multimedia, sound system, MC, live streaming dan sosial media, fun gamesengagement volunteerguest ushertalk show support, dan banyak lagi. Di sinilah kami dipertemukan dengan banyak kawan yang tidak saling kenal sebelumnya. Kami juga merasa dikuatkan dan jaringan pertemanan menjadi semakin luas.

Acara dimulai pukul 07.00 WIB tetapi sudah banyak pengungsi yang hadir untuk mempersiapkan event ini, seperti membuka tenant yang berisi makanan khas dan handycraft dari para pengungsi, misalnya Afghanistan, Pakistan, Palestina, Somalia, dan Rohingya Myanmar. Selain makanan dan buah tangan, mereka juga mempersiapkan pertunjukan yang akan ditampilkan.

Bazar dengan tenant yang berisi makanan khas dan handycraft dari para pengungsi.

Dari acara ini saya mengetahui bahwa masih banyak masyarakat umum, terutama di Jakarta, yang belum memahami siapakah pengungsi itu dan apa yang mereka lakukan di Indonesia. Sebagai pekerja sosial dan dari pemahaman saya, pengungsi luar negeri adalah individu atau kelompok yang terpaksa meninggalkan negara asal mereka karena konflik atau peperangan, karena perundungan atau persekusi yang berlatar agama, etnis, politik, dan lainnya. Hingga saat ini Indonesia belum meratifikasi Konvensi 1951 dan Protokol 1967 terkait status pengungsi. Ini berarti Indonesia tidak memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan tempat permanen dan lapangan pekerjaan bagi pencari suaka dan pengungsi. Para pengungsi yang tinggal di Indonesia tentu mengalami banyak kesulitan karena tidak punya hak untuk bekerja dan lainnya. Mereka berjuang memenuhi kebutuhan hidup dengan bergantung pada organisasi internasional seperti UNHCR, IOM, JRS Indonesia, dan lainnya.

Peringatan Hari Pengungsi Sedunia ini memberikan harapan dan rasa syukur untuk mengenal lebih dekat pengungsi luar negeri. Pertunjukan penampilan dari para pengungsi pun mengesankan. Sebagai staf JRS Indonesia saya sangat mengagumi pesan Paus Fransiskus. Ia sangat memperhatikan orang-orang tersingkir dan rentan: kaum miskin, pengungsi, dan mereka yang termarginalkan. Ia selalu menyerukan pentingnya solidaritas dan kasih sayang kepada sesama dan mereka yang membutuhkan. Nilai-nilai yang diajarkan oleh Paus Fransiskus tentang pengungsi ini menjadi pedoman yang saya bawa dalam melayani pengungsi luar negeri di Jakarta. Saya berharap event Hari Pengungsi Sedunia ini akan semakin menyadarkan masyarakat untuk peduli dan solider dengan para pengungsi luar negeri sebab para pengungsi ini menghadapi segala ketidakpastian dengan masa depan mereka. 

 

*Pertama kali diterbitkan pada situs web Jesuit Indonesia https://jesuits.id/membawa-pengharapan-untuk-mengenal-pengungsi-luar-negeri-lebih-dekat/