Lakukan Satu Hal: Aku Berbagi Pengetahuan dengan Pengungsi
22 Maret 2018|JRS Indonesia
Bagi kebanyakan dari kita, mengunjungi negara asing yang bahasanya tidak kita kenal mungkin bukan tantangan besar. Kita bisa menginap di hotel dengan pelayan yang bisa membantu memesankan restoran, taksi, atau memandu arah perjalanan. Atau, kita bisa menggunakan aplikasi ponsel untuk menerjemahkan.
Namun, bagi pengungsi yang menunggu lama dalam ketidakpastian untuk dimukimkan di negara ketiga, atau yang sedang mencoba menembus berbagai lapis birokrasi, bertahan hidup di negara dengan bahasa yang asing adalah pengalaman yang sangat berbeda. Sari, yang bergabung dengan JRS di Bogor, memahami hal ini.
“Saya masih muda dan tidak punya banyak uang. Lalu apa yang bisa saya berikan untuk pengungsi?” ujar Sari. Yang ia miliki adalah sedikit waktu luang dan pengetahuan berbahasa Indonesia. Itulah yang ia berikan kepada para pengungsi Hazara yang telah meninggalkan Afghanistan dan berada di Indonesia untuk menunggu pemukiman ke negara ketiga. Pemberian kecil ini membuka pintu kehidupan bagi mereka, menghubungkan mereka dengan warga setempat, dan membuat mereka dapat membangun relasi. Nampaknya sederhana. Namun, mengajarkan bahasa setempat kepada pengungsi menjadi langkah konkret untuk menyambut, melindungi, memberdayakan, dan mengintegrasikan pengungsi. Sari menepati apa yang Paus Fransiskus harapkan.
Pesan yang Sari sampaikan adalah agar kita bersikap terbuka, ramah, dan mau mengenal pengungsi. Kita perlu lebih sedikit berbicara dan berbuat lebih banyak bagi pengungsi. Sari menunjukkan bahwa kita bisa melakukan satu hal (#Do1thing) yang mendatangkan perubahan yang signifikan.